Resume Ke : 17
Gelombang : 20
Tanggal : 18 Agustus 2021
Tema : Konsep Buku Non Fiksi
Narasumber : Ibu Musiin, M.Pd.
السلام عليكم و رحمة الله و بركة
Hi, Readers.
Karena resume kali ini bertepatan pada tanggal 17, maka marilah sedikit mengenal angka 17.
Bagi saya 17 angka mengagumkan, sebab 17 adalah bilangan rakaat dalam shalat, tanggal 17 Ramadhan bertepatan dengan turunnya Alqur'an, 17 Agustus pula kita memperingati hari kemerdekaan. Sungguh spesialnya angka 17.
Pertemuan ke-17 ini juga sangat spesial, narasumber yang memberikan materi juga begitu luar biasa, Ibu Musiin, M.Pd, atau lebih akrab dipanggil Bu Iin ini memiliki reputasi menulis yang bagus, beliau sudah beberapa kali menerbitkan buku dan tembus penerbit mayor, karya beliau pun sudah terpampang dalam market Gramedia Book store. Begitu sangat mengagumkan bukan?!
Dari sini, pastilah kita bertanya, Bagaimana perjalanan karir beliau? dan apa rahasianya ya?
Sedikit flashback mengenahi awal karir beliau, beliau ternyata salah satu alumni kelas menulis Om Jay gelombang 8, yang juga mendapat kesempatan sekaligus tantangan menulis yang diberikan Prof. Eko. Beliau telah berhasil menaklukakan tantangan menulis Prof Eko dan buku beliau telah berhasil dipajang di toko buku Gramedia secara online maupun offline. Buku karya berjudul Literasi Digital Nusantara. Meningkatkan Daya Saing Generasi.
Ibu Iin menceritakan kepada kami, ternyata beliau juga memiliki rasa ketakutan dalam menulis, akan tetapi beliau telah sukses mengalahkan rasa ketakutan tersebut, Ketakutan yang beliau rasakan ketika menulis buku adalah takut tidak ada yang membaca karyanya, takut salah dalam menyampaikan pendapat melalui tulisan dan merasa karya orang lain lebih bagus darinya.
Ketakutan beliau sangatlah mirip dengan ketakutan penulis lainnya, termasuk saya dan kawan-kawan lainnya, menerbitkan buku solo yang menjadi tugas akhir dalam pelatihan ini begitu menghantui kami, tapi ini adalah sebuah proses yang harus kita hadapi.
Menulis buku bukanlah perkara yang mudah, dalam riset penelitian bahasa menunjukkan bahwa kegiatan menulis adalah ketrampilan yang tersulit dari empat ketrampilan berbahasa. Justru karena dianggap sulit, sehingga menumbuhkan semangat untuk belajar menulis dan menambah kecintaan dalam menulis.
Perlu alasan kuat dalam menulis buku, seperti keinginan untuk mewariskan ilmu lewat buku, ingin punya buku karya sendiri yang bisa terpajang di toko buku online maupun offline dan ingin mengembangkan profesi sebagai seorang guru. Mungkin, masih banyak keinginan yang berbeda, yang tidak tersebut, tetapi intinya keinginan itulah yang mendorong kita untuk terus menulis.
Kembali ke topik pembahasan, kali ini Bu Iin akan membagikan ilmu tentang "konsep buku nonfiksi" seperti yang kita pelajari sebelumnya, ada beberapa pola dalam penulisan buku nonfiksi :
Dalam penulisan buku nonfiksi ada 3 pola yakni:
- Pola Hierarkis (Buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit). Contoh: Buku Pelajaran
- Pola Prosedural (Buku disusun berdasarkan urutan proses. Contoh: Buku Panduan
- Pola Klaster (Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antar bab setara)
Dari ketiga pola tersebut, buku yang ditulis Bu Iin dengan judul "Literasi Digital Nusantara. Meningkatkan Daya Saing Generasi" menggunakan pola yang ketiga yakni pola klaster.
Bagaimana langkah penulisan buku nonfiksi?
Menurut beliau, proses penulisan buku terdiri dari 5 langkah, yakni :
- Pratulis
- Menulis Draf
- Merevisi Draf
- Menyunting Naskah
- Menerbitkan
Langkah kesatu (Pratulis)
Tema bisa ditentukan satu saja dalam sebuah buku. Tema dari buku nonfiksi adalah parenting, pendidikan, motivasi dll.
Untuk melanjutkan dari tema menjadi sebuah ide yang menarik, penulis bisa mendapatkan dari berbagai hal, contohnya; pengalaman pribadi, pengalaman orang lain, berita di media massa, status Facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram, imajinasi, mengamati lingkungan, perenungan dan membaca buku.
Semua hal bisa menjadi inspirasi kita dalam menulis.
Bagaimana Ibu Iin terinspirasi untuk menulis buku literasi digital?
Menurutnya tema yang beliau angkat di buku saya adalah pendidikan. Ide berasal dari berita di media massa, mengamati lingkungan serta diperkuat dari materi di Prof EKOJI Channel dengan judul Digital Mindset (The Key to Transform Your Organization) yang tayang pada tanggal 20 Maret 2020.
Beliau juga menambahkan, referensi berasal dari data dan fakta yang beliau peroleh dari literasi di internet.
Menurut beliau, referensi terdiri dari :
- Pengetahuan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;
- Keterampi lan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;
- Pengalaman yang diperoleh sejak bali ta hingga saat ini ;
- Penemuan yang telah didapatkan.
- Pemikiran yang telah direnungkan
Apa tahap yang dilakukan Ibu Iin dalam menulis bukunya?
Tahap berikutnya membuat kerangka. Kerangka ini saya ajukan ke Prof. Eko dan disetujui untuk melanjutkan ke proses penulisan
Berikut kerangka penulisannya :
BAB 1 Penggunaan Internet Di IndonesiaA. Pembagian Generasi Pengguna InternetB. Karakteristik Generasi Dalam Berinternet
BAB 2 Media SosialA. Media SosialB. UU ITEC. Kejahatan di Media SosialBAB 3 Literasi DigitalA. PengertianB. ElemenC. PengembanganD. Kerangka Literasi DigitalE. Level Kompetensi Literasi DigitalF. ManfaatG. Penerapan Literasi Digital Pada Lintas GeerasiH. Kewargaan DigitalBAB 4 Ekosistem Literasi Digital Di NusantaraA. KeluargaB. SekolahC. MasyarakatBAB 5 Literasi Digital Untuk Membangun Digital Mindset Warganet +62A. Perkembangan Gerakan Literasi Digital Di IndonesiaB. Literasi Digital Tanpa Digital Mindset Di IndonesiaC. Membangun Digital Mindset Warganet +62
Dalam menulis isi buku berdasarkan kerangka yang dibuat, saya mengikuti nasehat Pak Yulius Roma Patandean di Chanel beliau (klik disini untuk melihat)
Bagaimana anatomi sebuah buku?
Anotomi Buku terdiri dari :
1. Halaman Judul2. Halaman Persembahan (OPSIONAL)3. Halaman Daftar Isi4. Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)5. Halaman Prakata6. Halaman Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)7. Bagian /Bab8. Halaman Lampiran (OPSIONAL)9. Halaman Glosarium
10. Halaman Daftar Pustaka11. Halaman Indeks
12. Halaman Tentang Penulis
Langkah kedua (Menulis Draf)
1. Menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas2. Tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide dituliskan
Langkah ketiga (Merevisi Draf)
1. Merevisi sistematika/struktur tulisan dan penyajian2. Memeriksa gambaran besar dari naskah.
Langkah keempat (Menyunting naskah (KBBI dan PUEBI))
1. Ejaan2. Tata bahasa3. Diksi4. Data dan fakta5. Legalitas dan norma
KBBI online sangat membantu penulis dalam menyunting naskah.
Langkah kelima (menerbitkan)
Bagaimana dengan hambatan-hambatan dalam menulis?
"Pasti kita ingin bertanya demikian. Kalau lewat jalan mulus tidak berlobang pasti mengantuk. Jadi ya harus bertemu dengan aral dan rintangan," tutur beliau.
Hambatan-hambatan dalam menulis
1. Hambatan waktu2. Hambatan kreativitas3. Hambatan teknis4. Hambatan tujuan5. Hambatan psikologis
Bagaimana cara mengatasinya?
1. Banyak membaca2. Mencari inspirasi di lingkungan sekitar, orang sekitar atau terkait dengan nara sumber.3. Disiplin menulis setiap hari.4. Menjalankan hobi yang kita dukai sehingga mood kembali lagi.
Setiap orang memiliki cara untuk mengatasi kesulitan tergantung dari permasalahan, semoga pengalaman yang diberikan Bu Iin bisa menginspirasi kita dalam menyusun karya nonfiksi.
Di akhir sesi tanya-jawab, ada beberapa pertanyaan yang perlu di ingat :
1. Nur Hayati dari Yogya,
1. bagaimana cara menuangkan tema yang dipilih menjadi judul yang menarik sekaligus trend tinggi?
2. Trik menuangkan tema/judul ke dlm kerangka /draf yang sesuai alur, sehingga tidak keluar dari tema?
Jawab :
Alhamdulillah, semoga ilmu yang diikat menjadi manfaat, termasuk untuk penulis dan pembaca.1. Bapak Joko Irawan, Direktur Penrbit Andi mengatakan sebelum menulis kita harus melihat trend yang terjadi di masyarakat. Aplikasi yang bisa digunakan untuk melihat fenomena tersebut adalah dengan menggunakan Google Trends.
2. Google Trends menggunakan kecerdasan buatan untuk merekam apa saja yang dicari orang melalui Google, apa saja yang diberitakan di Google. Hasil analisis di Google Trends bisa menjadi dasar untuk menulis. Klik link : https://trends.google.co.id/trends/?geo=ID
dari tanggal 17 hingga bertemu sumur di ladang, dari materi yang dibahas Hingga ilmu yang lapang. Sukaaa
BalasHapusdari naik tangga hingga ujung kepala, terimaksih tak terhingga atas support Ms.Phia.
Hapussukses terus Ms.
Selalu ratdan asik dibaca👍
BalasHapusTerimakasih Bu Dwi
HapusEnak banget bacanya, ngalir gt,
BalasHapusTerimakasih Bu cantik yg baik
Hapus